
Infeksi jamur kulit, infeksi jamur atau biasa disebut mikosis, adalah infeksi jamur yang biasanya menyerang dari lapisan terluar kulit hingga organ dalam seseorang. Secara alami, jamur dapat ditemukan di tubuh seseorang termasuk kulit dan tidak menimbukan masalah. Akan tetapi ada beberapa faktor yang menyebabkan jamur berkembang biak dengan cepat dan mengakibatkan infeksi.
Dosen Mikologi Prodi D3 Teknologi Laboratorium Medis (TLM) UM Surabaya Anindita Riesti Retno Arimurti menjelaskan bahwasanya infeksi jamur kulit biasanya dapat terjadi pada area kulit seseorang yang lembab, seperti ketiak, sela – sela jari tangan maupun kaki, kuku, serta area intim dan pangkal paha.
“Infeksi jamur kulit dapat terjadi karena seseorang lalai akan kebersihan diri (personal hygiene). Selain itu, pekerjaan juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya infeksi jamur kulit,”tutur Anin Rabu (10/8/22)
Beberapa penelitian yang dilakukan di Indonesia, menyatakan pekerjaan yang menuntut seseorang berkegiatan di daerah yang lembab ataupun terpapar air dalam waktu yang lama dan tidak dilindungi sepatu atau pelindung kaki, menunjukkan prevalensi infeksi jamur yang tinggi.
Hal tersebut di dukung data dari Depkes RI, penyakit infeksi jamur kulit yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Beberapa jenis infeksi jamur kulit yang sering di temukan di Indonesia antar lain : panu, kurap, jamur kuku, dan kandidiasis. Menurut Anin, ada beberapa hal yang dapat dil akukan agar terhindar dari infeksi jamur antar lain :
Pertama, menjaga kebersihan diri (personal hygiene).
Mencuci tangan dan kaki dengan sabun dapat menghindarkan dari berbagai penyakit, tidak hanya penyakit yang di sebabkan oleh jamur, tapi juga yang di sebabkan bakteri, parasit, ataupun virus. “Selain itu, kita dapat menjaga kebersihan diri dengan cara rutin menjaga kebersihan kulit kepala, jika badan basah harus segera di keringkan, serta selalu mengganti pakaian dalam ataupun kaos kaki setiap hari,”imbuhnya lagi.
Kedua, memakai alas kaki baik sepatu maupun sandal ketika beraktivitas diluar rumah.
Menurut Anin memakai alas kaki mempunyai banyak fungsi, salah satunya melindungi kaki dari infeksi jamur kulit. Jamur merupakan makhluk hidup yang dapat tumbuh di mana saja. “ Jika kita tidak sengaja tertusuk serpihan kayu yang sudah terdapat spora jamur, bisa saja kita terinfeksi jamur pada kulit,”katanya.
Ketiga, menjemur sepatu.
Sepatu memang berfungsi untuk melindungi kaki, akan tetapi sepatu bisa menjadi “boomerang” kesehatan jika sepatu tidak di rawat dengan baik. Menurut Anin, sebaiknya sepatu harus rutin di cuci, minimal di jemur terutama jika sepatu dalam kondisi basah.
Keempat, tidak bertukar handuk sisir,
baju, ataupun kaos kaki dengan orang lain. Mengingat salah satu sifat jamur, yaitu mudah berkembang biak terutama di tempat yang lembab, maka jangan menggunakan handuk bersamaan dengan orang lain, terlebih bila orang tersebut memang sudah terinfeksi penyakit jamur kulit.
Kelima, tidak menggunakan baju atau celana yang terlalu ketat dan tidak menyerap keringat.
Sebab dengan menggunakan baju atau celana yang terlalu ketat, maka kulit kita tidak dapat bernafas, terlebih jika dalam kondisi berkeringat. “Hal ini dapat mendukung jamur tumbuh pada kulit seseorang. Pakailah baju yang longgar dan terbuat dari bahan yang menyerap keringat,”tegasnya.
Di akhir keterangannya Anin menegaskan, infeksi jamur dapat terjadi pada semua golongan umur baik laki – laki maupun wanita, dan infeksi jamur ini merupakan infeksi kulit yang paling umum. Infeksi jamur mulai dari yang ringan umumnya menimbulkan ruam pada kulit, kemudian menyebabkan rasa gatal, serta dapat mengganggu penampilan.
Contoh infeksi jamur yang sering di temui pada bayi dan balita yaitu ruam popok. Kulit bayi yang mengalami ruam akan berwarna merah, bayi juga akan merasa tidak nyaman sehingga bayi akan rewel. Pertolongan pertama yang bisa kita lakukan yaitu mengoleskan krim antiruam.
“Penggunaan obat antijamur kulit (topical) memang dijual bebas di apotek maupun toko – toko dan dapat dibeli tanpa menggunakan resep dokter. Akan tetapi penggunaan obat topical ini hanya untuk 1 hingga 2 minggu. Jika tidak ada perbaikan maka segeralah memeriksakan diri ke dokter,”tutupnya.