Masjid Ghaudiyah, Bukti Jejak Muslim India di Kota Medan

Masjid Ghaudiyah, Bukti Jejak Muslim India di Kota Medan. Berdiri pada tahun 1887, Masjid Ghaudiyah yang berada di Jalan Zainul Arifin ini menjadi bukti adanya jejak muslim India di Kota Medan. Etnis India Muslim di kota Medan sendiri berasal dari India Selatan lebih tepatnya masyarakat Muslim Tamil.

Masjid Ghaudiyah merupakan salah satu masjid unik yang ada di Kota Medan. Disebut unik, karena masjid ini merupakan salah satu masjid di Kota Medan yang jamaahnya didominasi oleh umat Muslim India Tamil. Masjid ini berada di Kampung Madras, Jalan Zainul Arifin, Medan. Masjid ini terapit sejumlah pertokoan yang dikelola Yayasan The South Indian Moslem Mosque & Walfare Committee.

Kedatangan bangsa Muslim India ke Sumatra untuk menjadi pedagang dan kuli perkebunan tembakau di Tanah Deli sejak abad ke 19. Bangunan Masjid Ghaudiyah pada awalnya memiliki lahan yang cukup luas. Dengan seiring perluasan jalan mengakibatkan masjid ini menjadi lebih sempit.

Dibangun di Atas Tanah Pemberian Sultan Mahmud Al Rasyid

Di lansir dari akun Youtube Nyak Klew Nezardjoeli, masjid ini sudah ada sejak  tahun 1887.

Masjid Ghaudiyah di bangun di atas tanah yang di berikan secara khusus oleh Sultan Mahmud Al-Rasyid. Mahmud Al Rasyid Perkasa Alam Shah adalah Sultan Kesultanan Deli yang ke-8

Kala itu, Sultan Mahmud Al Rasyid memberikan dua kavling tanah lebih kurang 3.313 meter persegi untuk masyarakat muslim asal India Selatan, di Kota Medan.

Terdapat Makam India Muslim

Tepat di belakang Masjid Ghaudiyah ada sebuah kompleks makam para pemuka agama dari India yang juga menyebarkan agama Islam di daerah tersebut. Salah satu makam ulama yaitu Bernama Hj. Abdul Jalil, beliau adalah imam pertama di masjid tersebut.

Makam ini juga bagian dari para keturunan masyarakat Tamil dan juga sebagai makam warga India yang menetap di lingkungan Masjid Ghaudiyah tersebut.

Dengan adanya kompleks makam tersebut, menjadi bukti bahwa masyarakat Muslim India menetap dan menyebarkan agama Islam.

Gaya Arsitektur dan Ciri Bangunan

Sejak berdirinya Masjid Ghaudiyah tahun 1887, pastinya telah melakukan beberapa renovasi dan perubahan tempat yang berubah. Bentuk asli dari gaya bangunan masjid ini sudah tidak lagi terlihat orisinil.

India khas dengan patung, namun dalam masjid ini tak terlihat patung atau gambar. Memang dalam ajaran Islam tidak di perbolehkan jika masjid menggunakan patung atau gambar berwujud manusia atau hewan.

Tidak ada gaya arsitektur yang menggambar ciri khas India. Hampir semua sudut masjid telah berubah menjadi masjid modern pada umumnya.

Masjid ini terdiri dari dua lantai sejak di adakan renovasi. Lantai pertama adalah bangunan baru, sedangkan lantai dua adalah bangunan setelah di adakan renovasi.

Masjid Ghaudiyah ini terletak cukup unik, yaitu berada di antara ruko-ruko berada tepat di pinggir Jalan Zainul Arifin, kemudian terdapat kantor yayasan yang dekat dengan Masjid Ghaudiyah sebagai tempat para pengurus yayasan untuk berdiskusi mengenai program masjid.

Tradisi Unik saat Ramadhan

Masjid Ghaudiyah ini menyediakan menu buka puasa layaknya kebanyakan masjid ketika bulan Ramadan tiba. Namun, ada yang unik dari menu buka puasa di Masjid ini.

Pengurus masjid menyedikan menu makanan khas India, seperti buah kurma, bubur sup India yang di campur dengan daging kambing, kari kambing, acar nanas, serta susu India atau chai.

Susu ini berbeda dengan susu lainnya. Chai di padukan dengan beberapa rempah-rempah seperti kapulaga atau cengkeh sehingga susu tersebut lebih menyehatkan dan banyak di gemari oleh jemaah yang datang.