Fakta Menarik Tebing Tinggi, Tebing Tinggi adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Sumatra Utara. Lokasinya berada di tengah-tengah Kabupaten Serdang Bedagai, dengan luas wilayah 38,44 km persegi dan jumlah penduduk 172.838 jiwa pada 2020. Yang berarti tingkat kepadatannya 4.496 jiwa/km persegi.
Merupakan salah satu pemerintahan kota dari 33 Kabupaten/Kota di Sumatra Utara. Berjarak sekitar 80 km dari Kota Medan, serta terletak pada lintas utama Sumatra yang menghubungkan Lintas Timur dan Lintas Tengah Sumatra melalui lintas diagonal pada ruas Jalan Tebing Tinggi, Pematangsiantar, Parapat, Balige dan Siborong-borong.
Kota Tebing Tinggi salah satu kota yang sangat beragam berdasarkan suku dan agama di Indonesia. Empat suku yang mendominasi ialah suku Melayu, Batak, Jawa dan Tionghoa. Beberapa suku lainnya juga ada di kota ini, termasuk suku Minangkabau, Nias dan Aceh.
Fakta Menarik Tebing Tinggi, Pernah Jadi Pusat Kerajaan Padang
1. Tokoh Seniman dan Pendakwah
Kota Tebing Tinggi merupakan tempat kelahiran salah seorang sosok kontroversial di Indonesia yaitu Anton Medan. Pemilik nama asli Tan Hok Liang ini lahir di Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara, 10 Oktober 1957, dan meninggal.
Tokoh terkenal lainnya adalah Tino Sidin, seorang pelukis dan guru gambar yang terkenal dengan acaranya di stasiun TVRI era 80-an, yaitu Gemar Menggambar. Ia lahir di Kota Tebing Tinggi, 25 November 1925 dan di kenal membuat karya lukis yang menggambarkan kehidupan sehari-hari.
2. Istana Negeri Padang
Tebing Tinggi pernah menjadi wilayah kerajaan, yaitu Kerajaan Padang, yang dulunya merupakan daerah otonom di bawah Kerajaan Deli. Pusat administrasi Kerajaan Padang berada di sebuah bangunan bergaya arsitektur Eropa yang saat ini menjadi markas Koramil 013, di Jalan K.F. Tandean. Bangunan itulah yang menjadi saksi bisu keberadaan Kerajaan Padang.
Sedangkan, lokasi istana raja tidak berapa jauh dari pusat administrasi kerajaan dan di sebut dengan Istana Negeri Padang yang hingga kini masih berdiri kokoh. Istana ini merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Negeri Padang yang di bangun pada 1800-an, dan pernah di renovasi. Meski begitu, bentuk asli bangunan ini tetap di pertahankan.
3. Kota Lemang
Tebing Tinggi mendapat sebutan Kota Lemang karena makanan itu merupakan makanan khas kota ini. Lemang terbuat dari beras ketan yang di masak dalam seruas bambu, setelah sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang. Gulungan daun bambu berisi tepung beras bercampur santan kelapa ini kemudian dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar sampai matang di atas tungku panjang.
Lemang lebih nikmat disantap hangat-hangat, dengan campuran selai bahkan durian. Pusat penjualan lemang di Tebing Tinggi adalah di seruas jalan bernama Jl. KH Dahlan, berseberangan dengan Masjid Raya Tebing Tinggi. Masyarakat lebih mengenalnya sebagai Jalan Tjong A fie. Lemang yang paling terkenal adalah Lemang Batok. Lemang produksi kota Tebing Tinggi yang sangat terkenal lezat sehingga dijuluki sebagai Kota Lemang.
4. Taman Kota Tebing Tinggi
Usai menempuh perjalanan dari atau menuju Medan, kini waktunya bersantai di taman sambil menikmati jajanan tradisional yang ada di sekitar taman. Ada banyak sekali makanan dan minuman yang bisa Anda coba di Taman Kota Tebing Tinggi, mulai dari makanan tradisonal hingga modern dan internasional.
Bersantai di Taman Kota Tebing Tinggi tak perlu khawatir dengan panasnya matahari karena di sini di kelilingi pepohonan rimbun. Udaranya masih segar karena taman ini juga berfungsi untuk ruang terbuka hijau. Bagi Anda yang membawa anak, di sini menyediakan wahana bermain anak seperti perosotan, ayunan dan berbagai tempat permainan lainnya.
5. Kuliner khas Tebing Tinggi
Tak hanya Lemang, Tebing Tinggi punya kuliner khas lainnya. Salah satunya Kue Kacang. Ada juga Halua yang merupakan manisan khas Melayu. Halua biasanya terbuat dari buah pepaya yang di tebuk atau di buat anyaman yang di sebut Buku Bemban, Pucuk Pohon Pepaya, Buah Paria, cabai, Meregat, Gelugur dan berbagai bahan lainnya.
Mi rebus yang telah ada sejak masa pasca kemerdekaan ini pertama kali di bawa oleh seorang penjula bernama Baharuddin dari Jawa Timur ke Kota Tebing Tinggi. Nama “Soponyono” di ambil dari Bahasa Jawa yang artinya “siapa sangka”.
Itulah beberapa fakta menarik tebing tinggi, yang pernah jadi pusat kerajaan padang.